Iknnews.co, Bontang – Suara keras membelah keheningan subuh di RT 7 Kelurahan Gunung Telihan, Bontang Barat, Senin (12/5/2025). Rukimin (57), yang baru saja selesai salat Subuh, terdiam mendengar suara seperti longsoran dari luar rumahnya. Instingnya tak meleset, pohon trembesi besar ambruk menimpa separuh bangunan rumahnya.
“Saya langsung lari keluar, seng sudah bolong, plafon ambrol, daun dan barang nutupin semua,” tuturnya dengan nada masih terguncang.
Hujan deras semalaman rupanya jadi pemicu tumbangnya pohon yang sudah lama dikeluhkan warga itu. Tapi, yang membuat hati Rukimin makin remuk bukan hanya soal kerugian material, melainkan juga kenyataan bahwa pohon tersebut berdiri di atas lahan salah satu perusahaan Industri di Kota Taman (sebutan lain Kota Bontang).
Saat bincang-bincang bersama Reporter Iknnews.co, ia mengaku sudah lama memperingatkan pihak perusahaan untuk tidak menanam pohon trembesi di area tersebut.
“Saya sudah larang dari dulu, jangan tanam trembesi. Besar dan rapuh kalau sudah tua. Tapi katanya buat penghijauan,” ungkapnya lirih.
Bukan hanya rumah Rukimin yang rusak. Rumah Rini, tetangganya, juga ikut terdampak. Kandang ayam dan tempat penampungan air miliknya ringsek. Untungnya, tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Evakuasi bukan perkara mudah. Pukul 11.00 WITA, Rukimin bilang, tim Disdamkartan dan BPBD datang bersama. Namun sebelum itu, keluarga korban sempat memangkas beberapa dahan untuk mencegah air hujan merembes masuk ke ruang tamu dan kamar.
“Kami tidak bisa tunggu lama, air hujan sudah masuk,” ujarnya, sembari mengangkat ember demi ember dari dalam rumah.
Seng berlubang dan plafon jebol jadi saksi betapa sebuah pohon bisa mengubah segalanya dalam hitungan detik. Mereka tinggal menunggu, akankan perusahaan bertanggung jawab?
“Semoga ada itikad baik. Saya berharap ada ganti rugi dari PT. Badak NGL. Ini pohon milik lembaga, bukan pohon liar,” tegasnya menutup obrolan.
Penulis : Nur Nabila
Editor : Re
![]()










