Iknnews.co, Bontang – Warga Bontang kerap mendapati Pertalite baru tersedia di SPBU setelah waktu Magrib. Fenomena ini bukan tanpa alasan. Jadwal distribusi tangki pengangkut bahan bakar dari Samarinda ke Bontang yang tidak menentu menjadi penyebab utama.
Menurut pengawas SPBU Akawi, Fadli, tangki pengangkut BBM sering tiba pada sore hari. Proses bongkar muat sendiri memakan waktu sekitar 30 menit hingga satu jam. Setelah itu, petugas SPBU umumnya mengambil waktu istirahat sejenak sebelum mulai menjual Pertalite kembali, biasanya usai Magrib.
“Kalau tangki datang sore, otomatis habis Magrib baru bisa dijual lagi,” jelas Fadli saat ditemui di SPBU Akawi, Rabu (21/5/2025).
Volume distribusi Pertalite ke SPBU pun bervariasi, mulai dari 8 hingga 16 ton per hari. Ketika hanya 8 ton yang diterima, maka SPBU akan menjual sekitar 4 sampai 5 ton pada malam hari, dan sisanya keesokan harinya. Sebaliknya, jika mendapatkan 16 ton, penjualan malam hari bisa mencapai 8 ton.
Fadli menambahkan, pada siang hari sekitar pukul 12.00, biasanya stok sudah habis dan mereka harus menunggu pengisian ulang. Jika pengiriman datang pagi, penjualan bisa dilakukan sejak pagi hingga malam. Namun bila datang sore, maka jam penjualan baru dibuka kembali setelah Magrib.
Situasi ini dikeluhkan warga. Seorang pengguna kendaraan yang enggan disebut namanya mengaku sudah berkali-kali tidak mendapatkan Pertalite di beberapa SPBU pada siang hari.
“Saya sudah sering kali ke SPBU, baik di kilo 3, Akawi, maupun kilo 6, tapi selalu tidak dapat kalau siang. Kalau malam pun antrinya panjang dari setelah Magrib. Kadang sudah ngantri lama, tetap tidak dapat juga. Entah memang langsung habis malam itu atau disimpan untuk besoknya,” keluhnya.
Ia berharap agar distribusi Pertalite bisa lebih merata dan transparan, agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi di siang hari.
Penulis: Zulhijjah
Editor: Re
![]()










