Iknnews.co, Bontang – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, aktivitas penjualan hewan kurban mulai marak terlihat di sejumlah titik di Kota Bontang. Medik Veteriner Ahli Muda DKP3 Bontang, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) drh Riyono, mengatakan jika tahun ini jumlah hewan kurban yang masuk ke Bontang cukup signifikan.
Ia menyebut, terdapat 936 ekor sapi yang tersebar di 27 titik penjualan, sebagian besar berasal dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara, kata dia, untuk kambing, sebanyak 500 ekor didatangkan dari Jawa Timur (Jatim) dan tersebar di 3 titik penjualan.
“Jenis sapi yang paling banyak di Bontang adalah sapi Bali, disusul Simental, Ongole, dan Donggala. Rata-rata berat sapi Bali sekitar 250-300 kilogram,” ungkap Riyono saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (20/5/2025) pukul 14.47 WITA.
Oleh karena itu, pihaknya mulai melakukan pengecekan untuk memastikan kesehatan hewan yang dijual masyarakat. Hingga saat ini, sudah ada 24 titik penjualan yang diperiksa oleh tim DKP3. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, termasuk pengambilan sampel feses untuk mendeteksi potensi penyakit.
“Kalau ditemukan hewan dengan kondisi tidak layak atau kurang sehat, maka hewan itu tidak diperbolehkan untuk dijual. Sekarang posisi tim kami sedang melakukan pengecekan di dekat Gedung Ainia Rasyifa,” jelasnya.
Indikator hewan yang layak dikurbankan antara lain memiliki mata jernih, tidak pincang, hidung basah, dan mulut tidak mengeluarkan liur. Selain pengecekan fisik, hewan juga telah diperiksa di laboratorium sebelum dikirim ke Bontang.
Secara umum, kondisi fisik hewan kurban yang beredar saat ini masih dalam keadaan sehat. Harga sapi pun bervariasi tergantung ukuran dan berat badan.
“Ada yang harganya di kisaran Rp15-20 juta, tapi rata-rata pembeli mencari yang seharga Rp20-25 juta. Dan memang banyak yang memilih di rentang harga itu,” tutupnya.
Penulis: Manda Wulandari
Editor: Re
![]()










