Iknnews.co, Medan – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara Daerah Maluku menegaskan komitmennya membawa berbagai isu strategis dari wilayah kepulauan ke panggung nasional dalam Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) BEM Nusantara 2025 di Medan (27/5/2025).
Rangkaian isu tersebut dirumuskan melalui kajian kolektif kampus-kampus di Maluku, dengan fokus utama pada pendidikan, lingkungan hidup, hukum dan HAM, ketenagakerjaan, kesehatan, potensi kepemudaan, serta stabilitas pangan di Indonesia Timur.
Koordinator Daerah BEM Nusantara Maluku, Adam R. Rahantan, menyatakan, forum nasional tersebut merupakan momentum penting bagi mahasiswa dari wilayah timur Indonesia, khususnya Maluku, untuk memperjuangkan keadilan dan perhatian lebih dari pemerintah pusat terhadap daerah kepulauan yang selama ini masih terpinggirkan.
“Kami membawa suara-suara dari Maluku yang masih menghadapi ketimpangan akses pendidikan, krisis lingkungan akibat tambang ilegal, serta keterbatasan layanan kesehatan di wilayah terluar. RAKERNAS bukan sekadar ajang konsolidasi, melainkan medan perjuangan untuk keadilan sosial,” tegasnya.
Sorotan Isu Strategis BEM Nus Maluku di RAKERNAS 2025:
1. Pendidikan dan Kampus:
BEM Maluku menyoroti maraknya kasus kekerasan seksual di kampus yang belum tertangani serius, mahalnya biaya kuliah (UKT), serta kemunduran demokrasi kampus akibat intervensi birokrasi terhadap gerakan mahasiswa.
2. Lingkungan dan Sumber Daya Alam:
Eksploitasi tambang emas ilegal tanpa AMDAL di Gunung Botak serta pembukaan tambang di sejumlah wilayah Maluku dinilai merusak ekosistem dan mengancam hak-hak masyarakat adat. BEM Maluku mendesak moratorium pertambangan dan pelibatan aktif warga lokal dalam pengambilan keputusan.
3. Politik, Hukum, dan HAM:
Kriminalisasi terhadap aktivis lingkungan serta menyempitnya ruang demokrasi menjadi perhatian serius. Mahasiswa mendorong pengesahan RUU Masyarakat Adat serta perlindungan hukum bagi masyarakat adat dan pejuang lingkungan.
4. Kesehatan dan Ketenagakerjaan:
Tingginya pengangguran lulusan perguruan tinggi dan buruknya layanan kesehatan di pulau-pulau kecil, termasuk kasus stunting, mendorong BEM Maluku merekomendasikan layanan kesehatan digital dan penciptaan lapangan kerja berbasis potensi lokal.
5. Stabilitas Pangan Indonesia Timur:
Distribusi beras SPHP dari BULOG yang tidak merata di wilayah pesisir menyebabkan kelangkaan. BEM Maluku mendorong pembangunan gudang BULOG di pulau kecil, subsidi logistik laut, serta program petani muda dan koperasi mahasiswa di sektor pangan.
Harapan terhadap Pemerintah Pusat
BEM Maluku berharap RAKERNAS tersebut menjadi sarana memperkuat solidaritas lintas daerah dan mendesak pemerintah pusat agar lebih berpihak pada pembangunan wilayah kepulauan yang selama ini kerap luput dari perhatian kebijakan nasional.
“Isu-isu daerah tidak boleh hanya menjadi catatan pinggir. Mahasiswa dari ujung timur Indonesia harus menjadi penggerak perubahan, bukan sekadar penonton kebijakan pusat,” tutup dia.
RAKERNAS BEM Nusantara 2025 berlangsung pada 27–29 Mei di Medan, Sumatera Utara. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Koordinator Daerah dari Sabang sampai Merauke dengan agenda utama penguatan peran mahasiswa dalam kebijakan nasional serta pengesahan rekomendasi hasil konsolidasi daerah. (*)
Redaksi
![]()










